Belajar menulis dengan Om Jay memang
tidak ada bosannya. Kali ini Om Jay mendatangkan narasumber yang luar biasa.
Beliau bernama Bapak Catur Nurrochman Oktavian. Pak Catur merupakan redaktur
pelaksana Majalah Suara Guru sejak tahun 2019. Beliau telah menerbitkan 20
buku. Beliau memiliki hobi menulis sejak tahun 1999. Sejak Juli 2019 menjadi
Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar PGRI.
Pembelajaran diawali dengan Om Catur
menyapa seluruh peserta belajar menulis online. Setelah itu, Mr.BamS sebagai
moderator membagi kegiatan pembelajaran menjadi dua sesi. Satu jam sesi
penyampaian materi, dan sisanya untuk tanya
jawab.
Materi yang dibawakan Om Catur adalah Menulis Cepat Dan Tepat Di Media Luring Dan
Daring. Menulis itu sebenarnya bisa dilakkan oleh siapapun. Menulis juga
tidak ada aturan yang baku. Dengan menulis seseorang bisa mengutarakan isi
hatinya, atupun berkarya sesuai kemampuannya. Tapi sungguh saying, jika
kesempatan menulis itu tidak digunakan oleh seseorang. Sebenarnya hanya dua
musuh utama dalam menulis. Kita simak yuk apa saja musuh yang dimaksud.
MUSUH
MENULIS
Musuh menulis sebenarnya bisa kita hilangkan
jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh. Menurut Om Catur, musuh menulis yang
utama adalah rasa takut dan malas. Dua
musuh utama itulah yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis dengan cepat
dan tepat di media massa luring atau daring.
Ada juga faktor lain yang menghambat
sebuah tulisan. Faktor lainnya adalah rasa takut tulisannya jelek, takut
dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Sebaikknya, rasa
takut inilh yang harus kita buang jauh-jauh dari pikiran kita.
Selain itu, Om Catur bercerita jika setiap
penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”. Tidak ada alasan tidak
menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan dari benak kita.
Jika kita moody menghambat kerja otak dalam menulis.
Bayangkan jika kita seorang yang bekerja
menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika
mereka bekerja mengandalkan mood,
tentu karirnya akan tamat seketika. Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah
yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan
apa adanya”. Om Catur menggaris bawahi bahwa:
“ Menulislah dengan simpel dan apa
adanya.”
Menulis hal yang aktual dan sesuai
dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan
diterbitkan. Seperti dikatakan asimov tadi, seorang penulis yang baik, maka ia
dapat menulis dengan cepat. Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu
mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat
dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik.
BAGAIMANA
CARA MENULIS?
Menulis adalah sebuah kecakapan atau
keterampilan. Bila kita menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka
kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan.
Menulislah dengan simpel dan apa adanya
mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis.Bagaimana caranya
menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis? Tentu dengan perbanyak
menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the
master.
Noted:
“Jangan
paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.”
Artinya, jika kita suka traveling, maka tuliskan
kisah perjalanan kita. Tentu kita akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang
disukai. Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara kita.
Salah satu yang membuat seseorang tidak
mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau
kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan
itu. Om Catur menjelaskan jika menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan
dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca. Jika menulis dengan
kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan kita dalam tulisan tidak
tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut.
Menulislah seperti berbicara. Ketika
berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan kita menggelembungkan kata
atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain,
tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami. Begitu juga
dengan menulis. Tulislah sesuai keinginan kita, dengan bahasa kita, dan
menulislah seperti kita bicara dengan orang lain.
Om Catur memberikan beberapa ragam
teknik menulis. Menurut beliau, teknik yang dilakukan penulis itu beragam. Ada
yang senang memulainya dengan membuat kerangka tulisan, ada yang menuliskan
kerangka seperri spider web. Ada pula penulis yang langsung menuangkan dari
pikirannya ke dalam tulisan. Namun biasanya setiap artikel memiliki kerangka: Judul,
lead (pendahuluan), isi, dan penutup. Pilihlah teknik ini sesuai dengan gaya
ataupun kesukaan kita.
BAGAIMANA
MENULIS BAGI PEMULA?
Mengapa kita masih ragu menghasilkan
draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena kita
masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Setiap media memiliki
gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu
mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan
aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut.
Setiap media memiliki gaya selingkung
masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. maksudnya gaya, batasan, sesuai jati
diri, penciri media itu. Sesuai dengan kebijakan redaksi masing masing. Misal,
ada media yang membatasi bahwa tulisan yang akan dimuat di medianya minimal 600
kata, hurufnya times new roman, spasi 1.15, dan sebagainya. Tidak usah kuatir
tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus
kirim lagi.
Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima
redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah
penuh. Setelah mendapatkan sharing dari saya di atas, mengapa masih ada
keraguan menghasilkan draf tulisan? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek,
karena kita masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf
tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.
Om Catur juga menjelaskan tentang
bagaimana cara menulis yang enak dibaca. caranya adalah hindari menulis dengan
kalimat yang panjang dan berulang ulang maknanya.
Contoh:
Ruangan yang biasa aku gunakan sebagai
tempat tidur, sebuah tempat kos dekat stasiun UI, tiap pagi jam 5 pagi aku
terbiasa mendengar deru Kereta Listrik yang membawa penumpang dari
Jakarta-Bogor PP, itu biasanya sampai aku berangkat kerja, suara itu sering
terdengar, sehingga aku sering hafal beberapa kalimat petugas stasiun.
Penulis yang baik biasanya adalah
pengamat yang baik. Bagi yang suka mendengar atau kecerdasan audionya lebih,
maka ketika mendengar sesuatu, maka siapkan catatan. Catat poin penting yang
dapat dikembangkan lebih lanjut. Atau pembicaraan direkam, kemudian barulah
dituliskan.
KIAT-KIAT
MENGATASI TAKUT MENULIS
Mengatasi rasa takut menulis adalah
dengan menulis. Menulis saja terus menerus. Kalahkan rasa takut bahwa tulisan
pertama kita jelek. Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk (dapat
diperbaiki) daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan (ini tidak dapat
diperbaiki) Menumbuhkan rasa percaya diri menulis adalah dengan terus menulis.
Selain itu, menulis juga membutuhkan
konsentrasi. Cara mengelola konsentrasi yang efektif adalah dengan melakukan
yang kita sukai. Lakukan pekerjaan yang kita cintai. Gairah dan fokus pada
sesuatu yang kita sukai, cintai akan lebih tinggi dibandingkan sesuatu yang
kita tidak sukai. Maka menulislah dari sesuatu hal kecil yang kita sukai. Fokus
pada sesuatu yang kita senangi, akan menambah motivasi kita lebih baik.
Om Catur juga menjelaskan cara mengatasi
takut menulis yang lain adalah konsisten. Dalam menulis memang ada kalanya
tidak selesai langsung. Apalagi ketika writer's block itu datang. Agar tetap
konsisten, maka kita dapat membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau
dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali
lebih lanjut. Yang jelas dalam menulis dilarang keras plagiat. Mengambil begitu
saja karya orang lain tanpa dicantumkan sumbernya. Ini yang dilarang. Tapi
kalau mengembangkan ide dari tulisan orang lain, sah-sah saja.
Kesimpulan pembelajaran yang dapat
diambil adalah
“Jangan
takut untuk berkarya, apalagi menulis. Menulislah sesuai yang kita sukai, simple,
dan apa adanya. Perangi musuh menulis yang ada di diri kita yaitu rasa takut
dan rasa malas. Mari terus berkarya sehingga bisa menciptakan yang luar biasa.”
Arifiani Kurniasih
SDN Mentel I Tanjungsari
Mantul....
ReplyDeleteManteeeppp... Yang ini termasuk materi favorit 😊👍🏻
ReplyDeletesip mantap..
ReplyDelete