Tuesday, April 21, 2020

MENULIS CEPAT DAN TEPAT BERSAMA OM CATUR



Belajar menulis dengan Om Jay memang tidak ada bosannya. Kali ini Om Jay mendatangkan narasumber yang luar biasa. Beliau bernama Bapak Catur Nurrochman Oktavian. Pak Catur merupakan redaktur pelaksana Majalah Suara Guru sejak tahun 2019. Beliau telah menerbitkan 20 buku. Beliau memiliki hobi menulis sejak tahun 1999. Sejak Juli 2019 menjadi Ketua Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar PGRI.

Pembelajaran diawali dengan Om Catur menyapa seluruh peserta belajar menulis online. Setelah itu, Mr.BamS sebagai moderator membagi kegiatan pembelajaran menjadi dua sesi. Satu jam sesi penyampaian materi, dan sisanya untuk tanya  jawab.

Materi yang dibawakan Om Catur adalah Menulis Cepat Dan Tepat Di Media Luring Dan Daring. Menulis itu sebenarnya bisa dilakkan oleh siapapun. Menulis juga tidak ada aturan yang baku. Dengan menulis seseorang bisa mengutarakan isi hatinya, atupun berkarya sesuai kemampuannya. Tapi sungguh saying, jika kesempatan menulis itu tidak digunakan oleh seseorang. Sebenarnya hanya dua musuh utama dalam menulis. Kita simak yuk apa saja musuh yang dimaksud.

MUSUH MENULIS
Musuh menulis sebenarnya bisa kita hilangkan jika kita berusaha dengan sungguh-sungguh. Menurut Om Catur, musuh menulis yang utama adalah rasa takut dan malas. Dua musuh utama itulah yang harus kita kalahkan agar dapat memulai menulis dengan cepat dan tepat di media massa luring atau daring.

Ada juga faktor lain yang menghambat sebuah tulisan. Faktor lainnya adalah rasa takut tulisannya jelek, takut dicela, takut tulisannya sudah basi, dan takut takut lainnya. Sebaikknya, rasa takut inilh yang harus kita buang jauh-jauh dari pikiran kita.

Selain itu, Om Catur bercerita jika setiap penulis yang baik tentu tidak membutuhkan “mood”. Tidak ada alasan tidak menulis, karena tidak ada mood. Mood harus disingkirkan dari benak kita. Jika kita moody menghambat kerja otak dalam menulis.

Bayangkan jika kita seorang yang bekerja menghasilkan tulisan seperti wartawan, kolumnis, dan redaktur majalah. Jika mereka bekerja mengandalkan mood, tentu karirnya akan tamat seketika. Isaac Asimov, seorang penulis fiksi ilmiah yang memiliki reputasi bagus, mengakui bahwa cara ia menulis adalah “simpel dan apa adanya”. Om Catur menggaris bawahi bahwa:

“ Menulislah dengan simpel dan apa adanya.”

Menulis hal yang aktual dan sesuai dengan gaya selingkung media yang akan dituju, menjadi kunci sebuah tulisan diterbitkan. Seperti dikatakan asimov tadi, seorang penulis yang baik, maka ia dapat menulis dengan cepat. Perlu diingat, bahwa setiap orang yang mampu mengerjakan sesuatu dengan baik, maka ia dapat melakukan lebih cepat dibandingkan orang yang tidak bekerja secara baik.

BAGAIMANA CARA MENULIS?
Menulis adalah sebuah kecakapan atau keterampilan. Bila kita menguasai secara detail pengerjaan tulis menulis, maka kecakapan itu akan berbanding lurus dengan kecepatan pengerjaan.

Menulislah dengan simpel dan apa adanya mengandung maksud, jadilah dirimu sendiri ketika menulis.Bagaimana caranya menemukan gaya atau menjadi diri sendiri ketika menulis? Tentu dengan perbanyak menulis dan membaca untuk mempelajari gaya tulisan orang lain atau copy the master.

Noted: “Jangan paksakan diri dengan menulis sesuatu yang berlebihan di luar gaya Anda.”

Artinya, jika kita suka traveling, maka tuliskan kisah perjalanan kita. Tentu kita akan lebih mudah menuliskan sesuatu yang disukai. Tuturkan segala yang ada secara sederhana dengan cara kita.

Salah satu yang membuat seseorang tidak mampu menghasilkan tulisan yang baik adalah karena mencoba memasukkan kata atau kalimat yang membuat pembaca tidak paham pesan apa yang dimaksud dalam tulisan itu. Om Catur menjelaskan jika menulis itu untuk dibaca. Oleh karena itu, pesan dalam tulisan harus jelas dapat dipahami oleh pembaca. Jika menulis dengan kalimat yang tidak simpel, maka tujuan pesan kita dalam tulisan tidak tersampaikan. Bahkan hanya membuat kening pembaca berkerut.

Menulislah seperti berbicara. Ketika berbicara kepada teman, tentu tidak ada keinginan kita menggelembungkan kata atau kalimat dengan bahasa yang berlebihan. Ketika berbicara kepada orang lain, tentu sedapat mungkin menggunakan bahasa yang dapat mudah dipahami. Begitu juga dengan menulis. Tulislah sesuai keinginan kita, dengan bahasa kita, dan menulislah seperti kita bicara dengan orang lain.

Om Catur memberikan beberapa ragam teknik menulis. Menurut beliau, teknik yang dilakukan penulis itu beragam. Ada yang senang memulainya dengan membuat kerangka tulisan, ada yang menuliskan kerangka seperri spider web. Ada pula penulis yang langsung menuangkan dari pikirannya ke dalam tulisan. Namun biasanya setiap artikel memiliki kerangka: Judul, lead (pendahuluan), isi, dan penutup. Pilihlah teknik ini sesuai dengan gaya ataupun kesukaan kita.

BAGAIMANA MENULIS BAGI PEMULA?
Mengapa kita masih ragu menghasilkan draf tulisan yang pertama? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena kita masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. Misalnya, kita perlu mengetahui, berapa jumlah kata dalam artikel yang bisa dimuat di media itu, dan aturan penulisannya. Atau rubrik apa saja yang tersedia di media tersebut.

Setiap media memiliki gaya selingkung masing-masing sesuai kebijakan redaksinya. maksudnya gaya, batasan, sesuai jati diri, penciri media itu. Sesuai dengan kebijakan redaksi masing masing. Misal, ada media yang membatasi bahwa tulisan yang akan dimuat di medianya minimal 600 kata, hurufnya times new roman, spasi 1.15, dan sebagainya. Tidak usah kuatir tulisan kita ditolak dan dianggap jelek. Perbaiki lagi kekurangannya, dan terus kirim lagi.

Banyak faktor mengapa tulisan tidak diterima redaksi. Mungkin tulisan tidak aktual? Atau space dalam edisi penerbitan sudah penuh. Setelah mendapatkan sharing dari saya di atas, mengapa masih ada keraguan menghasilkan draf tulisan? Biarkan tulisan yang dihasilkan jelek, karena kita masih punya banyak waktu untuk memperbaiki draf tersebut. Draf tulisan yang jelek masih dapat diperbaiki daripada tidak ada draf sama sekali.

Om Catur juga menjelaskan tentang bagaimana cara menulis yang enak dibaca. caranya adalah hindari menulis dengan kalimat yang panjang dan berulang ulang maknanya.

Contoh:
Ruangan yang biasa aku gunakan sebagai tempat tidur, sebuah tempat kos dekat stasiun UI, tiap pagi jam 5 pagi aku terbiasa mendengar deru Kereta Listrik yang membawa penumpang dari Jakarta-Bogor PP, itu biasanya sampai aku berangkat kerja, suara itu sering terdengar, sehingga aku sering hafal beberapa kalimat petugas stasiun.

Penulis yang baik biasanya adalah pengamat yang baik. Bagi yang suka mendengar atau kecerdasan audionya lebih, maka ketika mendengar sesuatu, maka siapkan catatan. Catat poin penting yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Atau pembicaraan direkam, kemudian barulah dituliskan.

KIAT-KIAT MENGATASI TAKUT MENULIS
Mengatasi rasa takut menulis adalah dengan menulis. Menulis saja terus menerus. Kalahkan rasa takut bahwa tulisan pertama kita jelek. Lebih baik menghasilkan tulisan yang buruk (dapat diperbaiki) daripada tidak menghasilkan sebuah tulisan (ini tidak dapat diperbaiki) Menumbuhkan rasa percaya diri menulis adalah dengan terus menulis.

Selain itu, menulis juga membutuhkan konsentrasi. Cara mengelola konsentrasi yang efektif adalah dengan melakukan yang kita sukai. Lakukan pekerjaan yang kita cintai. Gairah dan fokus pada sesuatu yang kita sukai, cintai akan lebih tinggi dibandingkan sesuatu yang kita tidak sukai. Maka menulislah dari sesuatu hal kecil yang kita sukai. Fokus pada sesuatu yang kita senangi, akan menambah motivasi kita lebih baik.

Om Catur juga menjelaskan cara mengatasi takut menulis yang lain adalah konsisten. Dalam menulis memang ada kalanya tidak selesai langsung. Apalagi ketika writer's block itu datang. Agar tetap konsisten, maka kita dapat membaca tulisan tulisan orang lain yang sejenis atau dari buku bacaan sebagai referensi. Sehingga ada ide-ide yang kita bisa gali lebih lanjut. Yang jelas dalam menulis dilarang keras plagiat. Mengambil begitu saja karya orang lain tanpa dicantumkan sumbernya. Ini yang dilarang. Tapi kalau mengembangkan ide dari tulisan orang lain, sah-sah saja.

Kesimpulan pembelajaran yang dapat diambil adalah
“Jangan takut untuk berkarya, apalagi menulis. Menulislah sesuai yang kita sukai, simple, dan apa adanya. Perangi musuh menulis yang ada di diri kita yaitu rasa takut dan rasa malas. Mari terus berkarya sehingga bisa menciptakan yang luar biasa.”

Arifiani Kurniasih
SDN Mentel I Tanjungsari

3 comments: